Sebentar ke Mutiara Bunda

ketua kelas

Perihal rumah masih menjadi bahan yang mengusik ketenangan, menguji makan malam, menertawai renungan sesaat sebelum tidur. Sesekali dia mampu menyelinap masuk ke mimpi.

Saya dan dia memang bisa bertukar cerita berapa lama saja, sesekali tertawa menertawakan keadaan ataupun orang lain yang patut untuk ditertawakan. Sesekali dia berperan sejenak tidak menjadi bocah, seperti sejak pertama saya mengenalnya, dia akan menjadi orang dewasa sebentar, celotehannya memang patut untuk didengarkan dan dipahami lebih jauh.

“Jadi kak, kakak Yadi itu malu Bapak Yadi masih minta-minta, dia malu sama calon Kakak Ipar Yadi. Masa’ calon mertuanya minta-minta. Karena itu Kakak Yadi minta Bapak Yadi berhenti ngemis, Kakak Yadi bilang Bapak bisa jualan aja, bisa jualan sayur-sayuran di Pasar Lembang, jualan baso, jualan sate atau jualan apalah… yang penting Bapak gak lagi di jalan”

Obrolan kemudian memanjang kepada peluang Bapak Yadi memperoleh kaki palsu dari Yayasan Kick Andy. Untuk bagian ini, salah satu relawan…

View original post 1,007 more words